Workshop bangunan Tahan Gempa

Mr. Shirakawa Kazushi (JICA)
Dalam Kesempatan Ini Jurusan Teknik Sipil Bekerjasama Dengan Japan Internasional Coorperation Agency (JICA) Mengadakan Seminar dan Whorshop Tentang Bangunan Tahan Gempa (Earthquake Resistant Building), Yang Menghadirkan Pemateri, Mr. Shirakawa Kazushi (JICA), Ir. Wedha Magma Ardi, MTP (Kepala BPBD), Dan Ir. Didi S. Agustawijaya, M.Eng, PHD (Dosen Jurusan Teknik Sipil UNRAM).

Workshop Berlangsung selama Dua Hari, 21-22 Mei 2014, Pada Hari pertama diadakan seminar dari jam 08.00 sampai 14.00 dilanjutkan dengan penyampaian materi dan pelatihan yang dilakukan oleh Mr. Shirakawa. Pada Hari kedua dilaksanakan Prakter Sederhana Pembuatan Rumah Aman Tahan Gempa bertempat di Laboratorium Struktur Fakultas Teknik UNRAM.

Sesuai Tema yakni Bangunan Tahan Gempa, Banyak Sekali dIpaparkan Tentang Pengaruh Gempa Terhadap Bangunan, Terfokus Pada Pelatihan Dijelaskan Tentang Spesifikasi Beton dan Kekuatan Bingkai beton bertulang sesuai persyratan pokok, bagaimana metode Desain Beton Bertulang Dijepang, dan dilatih tentang bagaimana proses campuran beton, campuran mortar, dan bagaimana merangkai tulangan dengan baik dengan benar.

Dalam Kesempatan Ini, Mr. Shirakawa Kazushi banyak menjelaskan tentang pembangunan konstruksi di Jepang dan Membandingkannya Dengan Indonesia. memang jika dibandingkan dari konstruksi jepang lebih maju dengan Indonesia, sehingga memang seharusnya jepang dijadikan refresensi untuk pembangunan di Indonesia.
Foto Bersama Pembicara dan Peserta

Pada Sambutan Dekan Fakultas Teknik Universitas Mataram, Pak Yusron Sa’adi diinformasikan juga bahwa Masih banyak Bangunan yang tidak memiliki IMB (Izin Mendirikan Bangunan) khususnya di NTB, lebih jauh lagi dijelaskan bahwa pemerintah menjadikan IMB hanya untuk Retribusi, sehingga pada pelaksanaannya sekedar Formalitas Semata.

Peserta Pada Seminar dan Workshop Bangunan Tahan Gempa ini kurang lebih 100 orang yang berasal dari Mahasiswa S1 Dan S2 jurusan Teknik sipil se NTB, Praktisi, Konsultan dan Kontraktor serta Dosen Jurusan Teknik Sipil. sebagai panduan peserta pada seminar dibagikan Buku Saku Persyratan Pokok Rumah Lebih Aman, Serta DVDnya dan buku panduanlainnya. sehingga harapannya peserta pada pelatihan ini bisa menjadi kader-kader yang akan memeberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bagaimana cara membangun rumah yang aman dan tentunya tahan gempa.


Lensa NTB: Efektifkah Deradikalisme di NTB..?

Penyamapaian Hasil Penelitian Dari Direktur NC


Radikalisme Merupakan Perwujudan dari aliran atau Paham yang bersifat keras, membenarkan golongan sendiri dan menyesatkan golongan lain, tanpa adanya rasa toleransi. Hal Ini Tentunya Keliru jika digunakan Untuk menegakkan Syariat Islam karena Islam adalah Agama yang cinta Damai.

Dalam Beberapa Tahun Terakhir, Isu Radikalisme sering menjadi Isu yang sangat Hangat Untuk dibahas. Banyaknya Kasus-Kasus teroris sehingga memojokkan golongan tertentu, ini sudah semestinya menjadi tanggung jawab pemerintah dalam permasalahan ini, karena banyak terlihat sedikit tidak memakan korban dan banyak Terjadi Pelanggaran HAM.

Dalam rangka menganalisa dan mengevaluasi deradikalisasi Khususnya di Nusa Tenggara Barat, Lensa NTB yang bergerak dibidang Kemanusiaan dan Pluralisme Mengadakan Diskusi yang bertemakan “Efektifkah deRadikalisasi Di NTB” yang bertempat dikantor Lensa Pada Hari Sabtu 17 mei 2014. yang menghadirkan LSM dan Ormas serta Aktivis Mahasiswa dan Pemuda, Diantaranya Nusa Tenggara Center, AMAN Indonesia, Somasi, PW PII NTB, IPNU, IPM-AITI, GMD, BEM Universitas Muhamadiyah Mataram, LPM Ro’yuna IAIN, Serta Akademisi dan Aktivis Mahasiswa.

Dalam Pemaparan Awal disampaikan oleh Mawardi Selaku Direktur Nusa Tenggera Centre (NC) Lebih banyak membahas tentang Pondok Pesantren dan Problematikanya. “Sering kali Pondok Pesantren dituduh sebagai media pendidikan Teroris. Pada Dasarnya Pondok pesantren tentunya masing-masing memiliki aliran yang berbeda, tapi yang perlu diingat jangan mencari perbedaan, tapi mari menatap persamaan” Ungkapnya.



Dalam Kenyataannya Doktrinisasi Dipondok Pesantren seringkali Terjadi, namun setidaknya Doktrin tersebut bisa berdampak Positif. sehingga Pluralisme dan Fenomena Keagamaan Bisa Diantisipasi. adanya perbedaan antara Ideologi pesantren dengan ideologi Masyrakat menyebabkan tidak adanya komunikasi. sehingga Pondok pesantren seakan tertutup, dan hal ini membuat masyarakat curiga yang kemudian menuduh pesantren tersebut beraliran teroris.


Dalam kehidupan bermasyarakat seringkali terlihat banyak perbedaan. bukan hanya antar agama, dalam agama yang samapun terjadi perbedaan. ambil contoh misalnya agama islam, hal ini terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang dalam menafsirkan Alquran dan Hadist. Namun seharusnya hal tersebut jangan sampai dijadikan perdebatan, yang pada akhirnya membenarkan kelompok sendiri dan menyesatkan golongan lain. yang terpenting adalah membuka silaturrahmi yang besar diantara paham dan golongan yang berbeda tersebut.

YusufTantowi sebagai Peneliti dan Aktivis Pluralisme menambahkan, kira-kira sejak tahun 2006 NTB menjadi sorotan Internasional secara Ideologi dan Gerakan, dengan lahirnya banyak pondok pesantren di NTB. hal tersebut menjadikan Pemerintah banyak membuat program menyikapi hal tersebut, namun yang menjadi pertannyaan besar apakah program-program tersebut efektif atau Tidak?. Diluar itu solusi Yang bisa ditawarkan Tentunya adalah Banyaknya Pesantren dengan Paham yang berbeda jangan sampai membenarkan Paham sendiri dan saling menyesatkan sehingga dapat menimbulkan benih-benih permusuhan satu sama lain.

Banyaknya Rujukan Kasus Penganiayaan dan Pembunuhan karena adanya Isu Teroris dan Aliran sesat. Memperlihatkan Potret Indonesia khususnya NTB yang semakin jauh dengan ke Bhinekaan dan Rasa Toleransi yang semakin memudar. kadangkala lembaga pemerintah seringkali tidak ambil pusing dan sebagai penonton saja bahkan menikmati hal tersebut. sehingga dari waktu ke waktu penyelaisaian kasus pluralisme inipun tidak pernah ada ujungnya.

Satu Contoh Kasus yang menarik yaitu Fatwa MUI yang menyesatkan Ahmadiyah, yang kemudian terjadi pengusiran bahkan pembunuhan terhadap warga ahmadiyah. Siapa yang salah pada Kasus Ini..?. Apakah Pemerintah, MUI atau bahkan warga Ahmadiyah itu sendiri?. namun hikmah yang dapat diambil dari kejadian ini adalah seharusnya Tugas dan Fungsi MUI perlu dianalisa dan dievaluasi kembali. jangan sampai fatwa-fatwa yang dikeluarkan dapat menimbulkan dan atau memperkeruh permasalahan.

Menjadi Pertanyaan Besar Adalah apakah lembaga negara bisa dipidanakan untuk masalah problematika HAM dan Sebagainya. Ahyar Supriadi, seorang pengacara dan Pakar Hukum memberikan Pencerahan yaitu sesungguhnya MUI didanai dari uang rakyat, seharusnya bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. sebagai Banom (badan otonom), MUI seharusnya Melakukan mekanisme pengambilan keputusan dan kesepatan fatwa dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tanpa adanya Unsur Politik dan Kepentingan dan menerima tekanan dari luar.

Yang Menarik dari pemaparan dari Gupron, Perwakilan dari AMAN Indonesia, mengatakan sekitar tahun 2008 berkembang isu MUI seharusnya dibubarkan karna sudah melampui tugas dan kewenangannya bahkan melampaui Tuhan. hal ini juga sejalan dengan pendapat Gusdur (KH. Abdurrahman Wahid) tentang MUI yang sudah melampui batas. yang kadang kala menyesatkan kelompok atau golongan tertentu yang sangat bertentangan dengan Pasal 29 UUD 1945.

Seharusnya pemerintah Menjadikan Deradikalisasi agenda prioritas , tentunya media juga bisa berperan aktif memberikan pencerahan tentang radikalisme. sehingga masyrakat awam paham dan tidak mudah terjebak didalamnya. beberapa opini yang disampaikan dalam diskusi ini adalah pembuatan buku yang bertema persatuan diantara suku, agama maupun Sara. (contohnya Perang Topat di Lombok Barat) yang pada kenyataanya hanya sebagai media pariwisata. mendokumentasi dan menalaah kembali sejarah peradaban dan kehidupan tentang pluralisme sehingga bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan masa kini, selain itu Pluralisme, keberagaman dan Toleransi Seharusnya bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sehinga dijadikan materi pembelajaran di sekolah.

Sudah Semestinya Masyarakat Indonesia ataupun NTB, kembali dalam Persatuan dan Kesatuan. Pancasila adalah dasar negara. dan Bhineka Tunggal Ika adalah Inti dari Pancasila. Tidak Usah Ribut karena hanya status Internal. kran-kran komunikasi yang tertutup seharusnya bisa dibuka.kembali kepada sejarah Persatuan “Bhineka Tunggal Ika” sebagai simbol Pemersatu diantara Umat Beragama dan Antar Golongan. Sesungguhnya kebenaran menurut kita tidak harus dipaksakan terhadap orang Lain. Mari hidup dengan Warna Masing-masing, dan mari bersatu membentuk Pelangi yang Indah.


Reuni BEM UNRAM 2011


Minggu Pagi sekitar jam 09.00 Bunyi Handphone Berdering Seirama dengan Nada Alarm yang Terpasang, Namun Karena Kecapaen dan tidur kemalaman akhirnya terlambat bangun. Namun dengan kesetian teman-teman BEM tetap Menunggu didepan Taman Budaya. Yah, Ternyata Saya Merupakan Orang Terakhir yang mereka Tunggu, Tentunya Wajah Dihiasi dengan rasa Malu karena terlambat, Syukurnya mereka tidak permasalahkan itu.

BEM Universitas Mataram adalah Rumah Pertama saya di organisasi kemahasiswaan Internal Kampus. Pengetahuan dan Pengalaman Dari sini tentunya sangat berpengaruh dalam perkembangan organisasi saya kedepannya, Artinya bisa dikatakan BEM UNRAM 2011 adalah cinta pertama saya dalam hal organisasi. sehingga benar kata bijak cinta mengatakan bahwa “Cinta Pertama itu sulit dilupakan dan akan selalu terkenang”. :-)

Hari ini memang Di agendakan Reunian Jilid 2 Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNRAM 2011, Setelah Reunian jilid 1 nya dilakukan di selong belanak Lombok tengah Tahun Lalu. lokasi reuni yang disepakati kali ini adalah pantai semeti yang terletak di Lombok Tengah. sepertinya bukan sekedar pilihan, namun dari jalan ke lokasi sampai indahnya pantai dapat dianalogikan dengan kisah BEM unram 2011.

Namun Keceriaan Ini sepertinya Tidak semua Pengurus BEM 2011 Bisa menghadirinya. hanya beberapa orang yang diperkenankan mengikuti kegiatan ini yaitu Saya, Fauzi Muhajir (Ketua Bem), Junardi (Sekjen), Juhra Wahab (Bendu), Dafi, Zahra, Anjar,Taisir, Majdi, Nizar, dan Maryo. Namun hal ini tidak mengurangi rasa persaudaraan dan persahabatan diantara kami. semoga saja teman-teman yang belum bisa hadir untuk episode selanjutnya bisa hadir.

Pantai Semeti merupakan salah satu pantai yang memiliki keindahan pantai yang luar biasa di pulau lombok. keindahan yang masih alami menjadi kelebihan tersendiri pantai ini. Deburan Ombaknya yang besar dan pemandangan bebatuan yang sangat indah memberikan aroma yang khas, Dan kebanyakan pengunjung Pantai ini berasal dari Turis Mancanegara. Ombak yang besar dimanfaatkan oleh turis untuk Surfing.

Perjalanan yang berliku dan penuh tantangan merupakan suatu proses yang harus dilalaui sebelum sampai kepantai, begitu juga dengan kisah di BEM, berbagai Problema dan Dinamika disikapi bersama dengan penuh persaudaraan dan semangat perjuangan. ketika bersama rasa lelah itupun menjadi tiada. terjal perjalanan tentunya menesehati kita tentang indahnya kebersamaan.

Namun ketika Sampai Diujung Perjalanan Maka Kita disambut dengan Deburan Ombak dan Birunya Pantai. Keindahan yang menghilangkan rasa lelah selama perjalanan. Begitu juga dengan Indahnya Cerita dan Cinta yang terangkai di BEM UNRAM memberikan sejuta pengalaman yang sangat berharga. deburan ombak sekeras lantangnya suara orasi ketika turun dijalan untuk memperjuangkan Hak Mahasiswa dan Hak Masyarakat. dan sepertinya ini mengingatkan kami kembali tentang Agenda-Agenda yang tercipta di ruangan 3x4 Sekretariat BEM Unram.

Seperti Reuniaan biasanya, berbagi cerita dan mengenang kisah menjadi tema yang berjalan dengan sendirinya, canda tawa dan senyum manis menjadi bumbu yang renyah. Agar hari ini tidak terlupakan, jepretan kamera menghiasi susunan acara, satu hal yang berbeda adalah ketika 3 tahun tidak bertemu tentunya banyak perbedaan yang ditunjukkan oleh kawan. mereka yang terbiasa dengan Formalnya Lingkungan Kampus, Kerasnya Suara ketika Turun dijalan dan Tegasnya dalam suasana Rapat, kini bisa bermain dan bercanda bersama, berpose didepan kamerapun sepertinya tidak sungkan lagi.

Setelah sholat zuhur berjamaah, agenda selanjutnya makan siang bersama. Nikmatnya Berkumpul dan Indahnya Suasana Pantai Dilengkapi Dengan Lezatnya Lalapan Yang Menjadi Santapan kami. disaat makanpun cerita dan canda terus mengalir bagaikan deburan ombak yang tiada hentinya. Namun Seiring Berjalannya Waktu, Air lautpun Mulai surut, dan kamipun berkemas-kemas untuk beranjak pulang. Hari yang melelahkan namun Sangat Menyenangkan.

Terima Kasih Tuhan Kau Ciptakan Pantai dan Alam Yang Begitu Indah....

Terima Kasih Tuhan Kau Berikan Sahabat dan Saudara Yang Begitu Baik...

BEM UNRAM 2011 SEHIDUP SEMETI (SEMATI)

Hidup Mahasiswa..!!

Momentum Hari Pendidikan Nasional

Hari Ini Tanggal 2 Bulan Mei

Dirayakannya Hari Pendidikan Nasional

Apakah Hanya Sekedar Tradisi

Ataukah Hari evaluasi dan Intropeksi



Sejuta Masalah Mencoret Wajah Pendidikan Indonesia,

Mulai Dari kekerasan Seksual di JIS, Sifat Senioritas,

Problema Ujian Nasional

Kwalitas Pendidik Harus Di tingkatkan..

Fasilitas yang kurang Perawatan dan Perhatian ...




Pendikan Wajib 9 Bulan belum Sepenuhnya Terlihat..

Janji Pendidikan Gratispun Masih Sebuah Mimpi..

Biaya Operasional Sekolah (BOS) kian Bermasalah..


Dan Masih Banyak Lagi Untuk Disebutkan (Lirik Lagu Iwan Fals)


Pendidikan Bukan Hanya Untuk Orang Beruang..

Sepeneuhnya Harusnya Dinikmati oleh Semua Kalangan..

Sekolah Tidak Harus Menerima Orang Pintar..

Namun Orang Bodohpun Wajib Mengenyam Pendidikan..




Pendidikan Itu Penting..

Tapi Jangan Sampai Ada Kepentingan Dalam Pendidikan..!!

Kunjungi Untuk Subscribe Yuk..