Perjalanan Spiritual "Satu Abad Nahdlatul Ulama"

Banyak Cerita dalam Perjalanan Satu Abad Nahdlatul Ulama di Sidoarjo, Jawa Timur. Disela-sela kegiatan Resepsi Puncak di Stadion Delta Hal yang paling berkesan dan menakjubkan karena sesungguhnya ini tanpa perencanaan dan tak terduga sama sekali adalah bisa meZiarahi sekaligus Tabarrukan di makam para muassis Pendiri Nahdlatul Ulama.


1. Syaikhona Kholil Bangkalan : Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama


Isyarah Tongkat Musa dan Tasbih yang diberikan Syaikhona Kholil kepada Kiai Hasyim Asyari melalui Kiai Asad berhubungan dengan jamiyah sekaligus jamaah NU. Tongkat Musa adalah simbol komando atau kepemimpinan (leadership), sementara Tasbih adalah simbol spiritualitas dan simbol budaya. Kombinasi keduanya, diharapkan agar pemimpin NU memiliki pandangan, sikap dan tindakan yang terjaga keseimbangannya antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi.


2. Hadratussyaikh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari. 


Adalah seorang ulama besar bergelar pahlawan nasional dan merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar (pimpinan tertinggi pertama) Nahdlatul Ulama. Beliau memiliki julukan Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru dan telah hafal Kutubus Sittah (6 kitab hadits), serta memiliki gelar Syaikhul Masyayikh yang berarti Gurunya Para Guru.


3. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU) 



Selain Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari. Kiai wahab, demikian disapa, merupakan salah satu Inspirator, pendiri dan Penggerak NU.  

Ia juga Mendirikan 3 Organisasi Embrio NU. Tashwirul Afkar atau Nahdlatul Fikr, Nahdlatul Wathan, dan Nahdlatut Tujjar adalah tiga organisasi yang menjadi embrio berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).


4. KH. Bisri Syansyuri

KH Bisri Syansuri tercatat sebagai salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada 1926 di Surabaya. Di organisasi Islam ini, pernah menjabat sebagai wakil Rais 'Aam dan Rais 'Aam sejak 1972 hingga akhir hayatnya.


5. Hasan Gipo: Sudagar-Aktivis, Ketua Tanfidziyah NU Pertama


Dialah orang yang pertama kali medampingi Kiai Hasyim Asy’ari dalam mengurus NU. ketika Nahdlatul Ulama berdiri, dalam sebuah pertemuan terbatas yang dipimpin Kiai Wahab Hasbullah di kawasan Bubutan Surabaya itu ia langsung ditunjuk sebagai Hoftbestoor (Pengurus Besar) NU sebagai Ketua Tanfidziyah  dan usul itu langsung disetujui oleh Kiai Hasyim Asy’ari yang sebelumnya sudah sangat mengenal Hasan Gipo serta latar belakang keluarganya.

#SatuAbadNahdlatulUlama #ZiarahMakam #TokohPendiriNahdlatulUlama #SatuAbadNU #NahdlatulUlama #MerawatJagatMembangunPeradaban

Kunjungi Untuk Subscribe Yuk..