Home » » Dilema “Unram menuju satu Pintu”

Dilema “Unram menuju satu Pintu”



“Sistem keluar Masuk Unram satu Pintu di jalan majapahit dan satu pintu dijalan pemuda dengan menggunakan identitas; Mulai tanggal 1 januari, Unram akan memberlakukan sistem satu pintu keluar masuk lingkungan kampus dan menggunakan tanda pengenal bagiseluruh civitas dan masyarakat yang memasuki areal kampus”
(Bunyi pengumuman spanduk dibeberapa lokasi di Unram )
Peta UNRAM


            Dipenghujung 2013, Universitas Mataram (UNRAM) sedang disibukkan dengan kegiatan dan proyek untuk “Mempercantik Diri”. Dari arah pintu masuk sebelah selatan, Jalan Majapahit sudah terlihat berbagai rencana warna Baru yang akan disajikan UNRAM ditahun 2014 Mendatang.

            Pembangunan Kembali Rumah Sakit Pendidikan yang sudah lama Mati suri, Memperbanyak Bangunan Pos Satpam, Dan Membangun Gedung Kuliah Bersama Disebelah Auditorium Yusuf Abu Bakar, Merupakan sebagian diantara langkah Birokrasi me “Make Up”  UNRAM yang sudah lama dijanjikan.

            Selain Dari segi Konstruksi, Kebijakan dan Keputusan Birokrasi ternyata  memberi sumbangsih terhadap kondisi kehidupan masyarakat Unram. Dari kebijakan Larangan Menginap, Penutupan Jalan/gang kecil ke UNRAM, sampai Akan diberlakukannya Satu Pintu Masuk UNRAM.

            Berbagai opinipun terungkap dari berbagai kalangan mengenai kebijkan itu, Pro dan Kontra menjadi Hal yang wajar. Aksi dan Reaksipun menjadi simbol perlawanan bagi Mereka yang merasa bahwa kebijakan itu tidak tepat. Namun Sampai Detik Ini itu hanya “Padi yang Gagal Panen” Tidak ada Hasilnya.

            Terlepas dari Pro dan Kontra tersebut,  tujuan baik yang dijadikan misi oleh birokrasi tentunya tak selamanya akan berbuah manis. berbagai persoalan pastinya akan bisa ditimbulkan oleh setiap kebijakan yang sudah diputuskan.pertanyaannya kemudian apakah kebijakan ini sudah dipikirkan matang oleh birokrasi atau kebijakan sesaat hanya untuk mencari sensasi saja..??

            Terfokus pada kebijakan Birokrasi untuk menjadikan jalan satu pintu UNRAM, Satu pintu di jalan Majapahit dan Satu Pintu di jalan Pemuda yang rencananya akan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2014, Ternyata tidak mendapat Reaksi apapun dari Lembaga ataupun Aktivis Mahasiswa. Apakah disibukkan dengan kegiatan Masing-Masing atau memang mereka setuju jika kebijakan itu diberlakukan.

            Tentunya Harapan Besar Masyarakat UNRAM kedepannya kebijakan ini benar benar bermanfaat dan membasmi kejahatan dan kriminalitas yang sering terjadi, Yang Dijadikan dasar Utama Lahirnya kebijakan ini. Bukan malah kebalikannya. Dan hal itu dapat diuji dan dibuktikan setelah beberapa bulan kebijakan ini diberlakukan.

            Namun, dari berbagai obrolan dan diskusi dengan kawan-kawan Mahasiswa tidak semua berpandangan positif mengenai kebijakan ini. Berbagai opinipun terlontarkan, “Masak mau masuk kampus sendiri harus menggunakan KTM (tiket), kayak jalan Tol aja”, “ Kalo ada 1 pintu terus pake KTM sebagai tanda masuk, berarti ngantri dong, gimana kalo antreannya panjang trus terlambat, Dosennya bisa ngerti ndak..?? inilah  beberapa kutipan pendapat dari Mahasiswa. 

            Pemahaman yang lebih mendalam terhadap segi negatif kebijakan ini adalah bahwasanya UNRAM sebagai lembaga pendidikan sudah mulai menutup diri Untuk Umum. UNRAM seharusnya Sadar diri bahwa sesunggunya ia bukan hanya milik masyrakat Unram saja, Namun milik semua Masyarakat, Khususnya Masyarakat NTB.

            Bukankah sesuatu yang mengherankan jika  UNRAM memberlakukan hal itu, Semua yang masuk UNRAM harus menunjukkan Identitas, Sebuah aksi “Ketakutan Yang berlebihan”, Mungkin saja berhasil mengantisipasi tindakan kriminal dari luar (Pencurian Motor, peredaran Miras dan Narkoba, Dll.), tapi tindakan kriminal dari dalam (Korupsi, Pungli, Dll) apa bisa....??

Silahkan di share ya?


0 komentar:

Kunjungi Untuk Subscribe Yuk..