Home » » Kearifan Lokal Yang Terlupakan

Kearifan Lokal Yang Terlupakan

1. Musyawarah

Musyawarah menurut bahasa berarti “berunding” dan “berembuk”, sedangkan pengertian musyarawarah menurut istilah adalah perundingan bersama antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan keputusan yang terbaik. Musyawarah adalah pengambilan keputusan bersama yang telah disepakati dalam memecahkan suatu masalah. Cara pengambilan keputusan bersama dibuat jika keputusan tersebut menyangkut kepentingan orang banyak atau masyarakat luas. Terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam pengambilan keputusan bersama, yaitu dengan musyawarah mufakat dan dengan pengambilan suara terbanyak atau yang lebih dikenal dengan istilah voting.

Berlahan lahan budaya Musyawarah mulai terkikis ditengah kehidupan bermasyarakat maupun di negara kita. Padahal Musyawarah merupakan salah satu kunci sukses sebuah Pembangunan.
.
Perlu adanya gebrakan dari anak muda untuk melestarikan nilai nilai kearifan lokal ditengah maraknya problematika kehidupan berbangsa dan bernegara.
.
Karena sesunggunya Pembangunan itu Dari desa,,
Dan Perubahan hanya mampu diciptakan oleh Anak muda..


2. Gotong Royong

Menurut Koentjaraningrat budaya gotong royong yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni gotong royong tolong menolong dan gotong royong kerja bakti. Budaya gotong royong tolong menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian. Sedangkan budaya gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, entah yang terjadi atas inisiatif warga atau gotong royong yang dipaksakan.

Keteranagan Gambar: Gotong Royong Pembuatan Pos Ronda dengan penebangan pohon kelapa sebagai rangka dan kuda2, yang dipimpin langsung oleh pak kadus Dasan Bagek Timur. Ini merupakan langkah awal untuk menuju kampung yang maju dan aman.




3. Keharmonisan Pemuda dan Kaum Tua

Budaya kampung yang lain yang kini jarang kita jumpai yaitu adanya komunikasi antara kaum muda dan para tetua, baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat. baik komunikasi secara formal maupun dalam komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. 

Anak muda seakan menikmati dunianya sendiri, dan kaum tua pun kebanyakan tiada peduli terhadap itu. adanya saling gengsi dan egoisme mendorong kecenderungan ketidakharmonisan komunikasi kaum muda dan para tokoh dalam hal bermasyarakat.

Lingkungan masyarakat merupakan barometer/tolak ukur seseorang, apakah sikap, tutur kata dan perilaku seseorang dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak sesuai dengan norma dan tata nilai di dalam masyarakat itu sendiri.

Keterampilan bergaul dapat dilihat sejak kanak-kanak hingga dewasa. Ketika masih kanak-kanak seseorang suka berkenalan dengan cara yang paling sederhana, yaitu tersenyum dan menyapa kawan-kawan yang baru dijumpainya.  Ini merupakan awal terbentuknya rasa percaya diri dengan dunia pergaulan dilingkungannya yaitu dunia anak. Sampai saatnya seseorang memasuki dunia remaja dan dewasa, untuk belajar sesuai dengan usianya, karena pergaulan akan membawa kesuksesan di masa yang akan datang.


Silahkan di share ya?


0 komentar:

Kunjungi Untuk Subscribe Yuk..